Terima kasih…
Karena sudah memperlihatkan wajah aslimu yang selama ini kukira hanya mitos belaka.
Terima kasih atas percakapan kemarin siang yang berujung pada kekosongan,Csebuah drama tanpa naskah yang membuatku sadar betapa sia-sianya aku mengharapkan sesuatu darimu.
Terima kasih atas setiap jawaban yang tak pernah benar-benar menjawab, atas setiap janji kosong yang kau ucapkan dengan penuh kepura-puraan.
Terima kasih karena telah membukakan mata hati yang selama ini kupejamkan dengan buta, menggiringku pada kenyataan pahit bahwa aku telah mengorbankan waktu, kesetiaan, dan jiwaku untuk seseorang yang tak pantas bahkan untuk sepatah kata baik.
Terima kasih atas kesombonganmu yang setinggi langit, keangkuhan yang menusuk tajam, arogan yang mencekik, dan perlakuan kasar yang membuatku bertanya-tanya apa aku ini manusia atau korban sandiwara.
Terima kasih karena sudah menjadikan aku pelajaran hidup, bahwa cinta tidak selalu indah, dan kadang harus berhenti pada saat luka sudah terlalu dalam.
Terima kasih karena kau ajarkan aku bahwa tidak semua yang patah bisa diperbaiki, bahwa tidak semua yang hilang pantas untuk dicari.
Terima kasih karena kau bunuh harapanku akan masa lalu yang indah,
dan menggantikannya dengan kenyataan bahwa semua ini sudah diatur oleh takdir— atau mungkin hanya karma yang kau sendiri tak tahu kapan berakhir.
Terima kasih karena telah membuktikan bahwa aku terlalu bodoh, terlalu tinggi menilai seseorang yang ternyata hanya bayang-bayang kosong.
Terima kasih atas pelajaran yang kau beri, walau pahit bagai racun.
Semoga kau menemukan kebahagiaan yang kau cari, atau setidaknya ilusi kebahagiaan yang bisa kau sandarkan di balik topengmu.
Dan bila suatu hari nanti kau menyesal, ingin kembali dan berharap bisa memperlakukan aku dengan cara yang lebih baik…
Percayalah, aku sudah terlalu jauh untuk peduli.
;)
No comments:
Post a Comment