I've still remember every kinda detail on that day...
Never felt humiliated like that before ever in my whole life *agak berlebihan seh bahasanya*
Entah apa yang terlintas dalam benaknya..
Mungkin hanya bermaksud bercanda dengan menjadikanku objek penderitaan di depan semua orang banyak...
Entah mengapa tak sedikitpun kata-kata meluncur dariku...
Mungkin semua orang yang menyaksikan tampak begitu heran karena saat itu diriku hanya bisa tersimpul dan diam ditengah berondongan pertanyaan memilukan ituh.
(ngga tahu aja padahal dalam hati rasanya kepala ini mendidih....
ingin rasanya membenturkan kepalanya ke meja seakan ingin memberikan pelajaran mengapa begitu tega mempermalukanku depan orang banyak)
Terlalu banyak pemakluman yang kuberikan padanya dikarenakan kondisinya saat ini tetapi mengapa tak juga dia sadari....
Siapakah dia sesungguhnya?
Sahabatkah atau musuh dalam selimut?
Jika dia menyebut dirinya sebagai temanku, pantaskah rasanya melakukan semua itu?
Pantaskah dia melakukan itu tanpa berpikir ulang dan tanpa menimbang perasaanku?
Tidakkah dia membayangkan bagaimana rasanya jika dirinya berada dalam situasi yang sama sepertiku?
Masih punya hati ngga seh sebenernya?
Berkali-kali dia melukai perasaanku tanpa dia sadari.
Berkali-kali pemakluman atas dasar persahabatan aku berikan atas segala ulahnya selama ini...
Tapi sungguh kali ini aku MUAK....
Muak dengan segala tingkahnya yang egois dan tak pernah sedikitpun menimbang perasaanku....
Ada apa sebenarnya denganmu?
Apa maksud terselubung dari ulahmu kali ini?
Inikah persahabatan yang selalu kau agungkan itu?
Ulah apalagi yang hendak kau lakukan itu?
Sungguh aku tak akan lagi memberikan pemakluman atas dasar persahabatan...
Aku muak dengan segala ulahmu..
Apa maksud dari ulahmu kali ini?
Puaskah kau melakukan ini semua dalam kehidupanku?
Puaskah kau mempermalukanku di hadapan umum?
Tak sadarkah bahwa sebenarnya saat itu bukan aku yang kau permalukan tapi sesungguhnya semua orang pun tahu bahwa saat itu sebenarnya kau sedang mempermalukan dirimu sendiri...
Usahamu untuk mempermalukanku di depan umum sesungguhnya telah berbalik menjadi senjata makan tuan...
Tak sadarkah kau hanya mempermalukan dirimu sendiri..
Waktu berlalu tapi satu yang tak pernah berubah bahwa kau tak pernah berubah...
Kau dengan segala sifatmu...
Kau dengan segala arogansimu...
Kau yang selalu mengkritik apapun yang kulakukan seolah ingin menegaskan bahwa Aku (dika) seharusnya mencontoh diriku yang sempurna, kehidupanku yang sempurna...
Kau yang selalu menghujamkanku ke jurang tak berdasar setiap kali ku mencoba berbagi cerita bahagiaku seolah ingin menegaskan bahwa aku (dika) tak boleh berbahagia karena hanya aku (dia) yang seharusnya berbahagia...
Kau yang selalu mencoba menjadikanku sebagai korban dengan membuatku menjadi penjahat atas ulahmu sendiri
Arghhhhhhhhhhhhhhhh
terlalu banyak kata-kata yang tak mampu kujabarkan betapa sakitnya hati ini...
Peristiwa kemarin itu seolah menjadi puncak dari kemarahanku selama ini padamu..
Tak adil rasanya jika saat ini kembali memberikan pemakluman atas nama persahabatan karena sesungguhnya tak pernah kau hargai persahabatan itu sendiri...
Belum lega tapi udah harus tidur karena besok ngajar pagi...
To be continued
No comments:
Post a Comment