Wednesday 13 April 2011

Terdampar

Sesaat tersadar bahwa diri tersesat dalam hutan belantara yang penuh dengan jebakan mematikan yang dapat merengut jiwa dari raga dalam sekejap 

Tersesat tanpa petunjuk arah, kompas ataupun peta

Tersesat seorang diri dalam hutan belantara tanpa mengetahui jalan mana yang harus ditempuh untuk kembali ke peradaban

Kembali dalam peradaban yang terlihat begitu nyaman, teratur meski sama menakutkan seperti hutan belantara.

Peradaban yang teramat sangat dirindukan seolah semakin tak terjangkau olehnya

Peradaban dan segala sesuatu yang dahulu sedikit diremehkan sekarang menjadi obsesi tak berkesudahan

Semakin hari hutan belantara itu menjadi tempat menakutkan, menyeramkan dan sangat tak nyaman untuk menetap disana

Jangan ditanya entah berapa puluh juta kali mencari jalan keluar dari hutan belantara tetapi hasilnya hanyalah kegagalan dan kegagalan

Kegagalan yang berulang terjadi menjadikannya pesimis yang memandang rendah dirinya

Segala pandangan optimis yang dulu ada seolah hilang tak berbekas ditiup angin

Kini tak ada lagi ucapan optimis dengan percaya diri berpuluh juta yang dulu dimiliki

Yang ada kini hanyalah label pecundang yang dimiliki

Pecundang yang sama sekali tak boleh berharap

Bahkan berharap untuk keajaiban sudah tak lagi ada dalam dirinya

Semua sudah hilang lenyap tak berbekas diterpa debu

Jangan berharap bahwa dia yang sekarang adalah orang yang dahulu mempunyai semangat juang terdahsyat, Percaya diri berpuluh juta, pandangan optimis yang menakjubkan.

Saat ini dia hanyalah seseorang yang tersesat dihutan belantara. Entah kapan akhirnya bisa keluar dari hutan belantara dan kembali ke peradaban 

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

No comments:

Post a Comment